A.
Administrasi Perkantoran
-
Belanda: Administratie,
clerical works, tulis menulis, tata usaha, paper work
-
Selanjutnya, administrasi
diartikan sbg keseluruhan proses kegiatan usaha bersama yg dilakukan oleh dua
orang atau lebih utk mencapai tujuan yg telah ditentukan
-
Pengertian luas: dua aspek di
dalamnya adalah organisasi dan manajemen
-
Eksistensi manajemen adl di
dalam organisasi, yakni tentang tata cara pencapaian tujuan melalui orang lain,
sedangkan organisasi merupakan alat, wadah bagi manajemen utk memperoleh hasil
dlm rangka pencapaian tujuan administrasi
-
Keseluruhan proses kegiatan
usaha bersama yg dilakukan oleh dua orang atau lebih utk mencapai tujuan yg
telah ditentukan dalam bidang perkantoran
-
Dua aspek administrasi adalah
organisasi dan manajemen
-
Administrasi perkantoran juga
berarti membahas tentang organisasi perkantoran dan manajemen perkantoran
1.
Penanganan Surat dan Surat
Menyurat
Surat : Pernyataan
tertulis dalam segala bentuk dan corak yang digunakan sebagai sarana komunikasi
untuk menyampaikan informasi kedinasan kepada pihak lain sesuai ketentuan yang
berlaku. Pengurusan Surat (mail handling).
Kegiatan menerima/menggunakan informasi tertulis dari satu tempat ke
tempat lain.
-
Menerima surat masuk
-
Menyortir surat masuk
-
Menetapkan dan menentukan arah
surat
-
Menggolongkan surat dan
sifatnya
-
Mencatat surat untuk
pengendalian informasi
-
Mendistribusikan surat ke unit
kerja
-
Mencatat surat keluar
-
Memberikan nomor surat keluar
-
Mengirim surat keluar
-
Tata persuratan
read more
2.
Penyimpanan Surat (Arsip)
§
Arsip : Naskah-naskah yang
dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah
dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok, dalam
rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah.
§
Penyimpanan arsip : proses pengaturan & penyimpanan arsip secara
sistematis sehingga mudah ditemukan kembali pada waktu diperlukan
§
Jenis penyimpanan arsip
-
Alpabetis
-
Numerik
-
Geografik
-
Alpanumerik
-
Kronologis
3.
Penerimaan Tamu
-
Ruang penerimaan tamu (bersih,
tak banyak lalu lalang pegawai, nyaman)
-
Cara penerimaan tamu (sopan,
ramah, hormat)
-
Tamu yang tak ada perjanjian
sebelumnya (minta keterangan nama, jabatan, tujuan, siapa yang dikunjungi)
-
Tamu yang menunggu (ditemani
seperlunya, sebaiknya bersifat menunggu, percakapan yang dimulai oleh tamu)
-
Catatan tamu (jabatan,
instansi, tujuan kedatangan, sudah janji/belum)
-
Merencanakan perjanjian (harus
sepengetahuan pimpinan / sekretarisnya)
-
Persyaratan seorang penerima
tamu (pendidikan cukup, penampilan menarik, faham susunan dan fungsi organisasi,
serta pejabat yang duduk di setiap unit)
4.
Pelayanan Telepon
-
Telepon dari luar
• Cara menerima
telepon harus sopan dengan menyebutkan unit kerja & namanya dan menanyakan
yang menelpon
• Telepon yang
tidak dapat diterima oleh pimpinan, penerima telepon harus dapat menjelaskan
alasannya.
• Cara mudah
memperoleh keterangan dalam bertelepon
• Cara
mengakhiri telepon adalah sebaik-baiknya
dengan cara menunggu sampai penelpon berkata terima kasih
5.
Tata Cara Pembuatan Laporan
-
Laporan harus benar dan obyektif
-
Laporan harus jelas dan cermat
-
Laporan harus langsung mengenai sasaran
-
Laporan Harus Lengkap
-
Laporan Harus Tegas dan Konsisten
-
Laporan Harus Tepat pada waktunya
-
Laporan Harus Tepat penerimaannya
6.
Hubungan staf
& pimpinan
-
Komunikasi
•
Perintah tertulis & lisan
•
Laporan
•
Nota, memo, telepon
•
Rapat/ konferensi
•
Memberi bimbingan & nasehat
-
Hubungan antara atasan dan bawahan harus ada
birokrasinya
-
DP3
-
Kwalifikasi staf
•
Memahami tupoksi organisasi
•
Memahami sistem pembagian tugas / job deskription
•
Menyadari keterbatasan peranan sebagai staf
•
Membantu pimpinan untuk kemajuan organisasi / unit
kerja
•
Menyadari bahwa staf sebagai bagian itegral proses
management
Pengorganisasian Pekerjaan Kantor
- Sentralisasi
Semua
kegiatan / pekerjaan kantor (arsip/surat) dikerjakan oleh satu satuan organisasi
(unit) tersendiri, terpusat.
Kelebihan
:
-
Mudah menyeragamkan cara kerja
-
Mudah melakukan pengawasan
-
Penghematan peralatan kantor
-
Mudah meratakan beban kerja
kegiatan kantor
-
Penggunaan SDM lebih fleksibel
Kelemahan
-
Dengan dipusatan, tidak mungkin
untuk menampung semuanya pada waktu yang cepat
-
Kebutuhan khas masing-masing
unit belum tentu dapat dipenuhi oleh pusat (sentral)
- Desentralisasi
Setiap
unit mengurus masing pekerjaan kantor yang diperlukan dilingkungannya.
Kelebihan
-
Bila unit tersebar di beberapa
gedung, maka pekerjaan kantor lebih lancar
-
Beberapa pekerjaan yang memang
menurut sifatnya harus di berlakukan masing-masing unit didesentralisasikan
Kelemahan
-
Boros peralatan dan sarana
-
Boros tenaga kerja
-
Sedikit pengawasan
Dalam sistem pengarsipan ada 5 macam cara
pengaturan atau teknik penyimpanan arsip secara logis dan
sistematis. Yaitu dengan memakai
a. Sistem Abjad (Alphabetical
Filling System)
b. Sistem Perihal (Pokok Isi
Surat)
c. Sistem Nomor
d. Sistem Geografis / Wilayah
e. Sistem Tanggal (Chronologis)
Masing-masing
sistem dapat digunakan sesuai dengan jenis arsip, atau surat pada suatu
organisasi atau perusahaan.Sistem pengarsipan adalah cara pengaturan atau
penyimpanan arsip secara logis dan sistematis dengan memakai abjad, numerik /
nomor, huruf ataupun kombinasi huruf dan nomor sebagai identitas arsip yang
terkait.
Ada
5 macam sistem pengarsipan.
A.
Sistem Abjad (Alphabetical Filling System)
Sistem Abjad adalah sistem penyimpanan arsip
dengan memakai metode penyusunan menurut abjad. Umumnya dipakai
untuk arsip yang dasar penyusunannya dilakukan terhadap nama orang, nama
perusahaan / organisasi, nama tempat, nama benda dan subjek masalah.
Nama-nama diambil dari nama si pengirim (surat masuk) dan nama alamat
yang dituju (surat keluar).
Cara menemukan dan menentukan ciri / tanda dari suatu dokumen yang akan dijadikan petunjuk atau tanda pengenal (caption) untuk memudahkan mengetahui tempat dokumen disimpan.
Adapun kata tangkap dapat berupa :
Cara menemukan dan menentukan ciri / tanda dari suatu dokumen yang akan dijadikan petunjuk atau tanda pengenal (caption) untuk memudahkan mengetahui tempat dokumen disimpan.
Adapun kata tangkap dapat berupa :
- Nama orang
- Nama perusahaan / organisasi
- Nama tempat / daerah
- Nama benda / barang
- Istilah subyek atau angka (tergantung sistem
pengarsipan yang dipakai)
Menentukan ciri / tanda dengan cara menentukan urutan unit-unit atau
bagian dari kata tangkap yang akan disusun menurut abjad.
Indeks adalah sarana untuk menemukan kembali dengan cara
mengidentifikasi surat tersebut melalui penunjukan suatu tanda pengenal yang
dapat membedakan surat satu dengan surat yang lainnya, atau bagian dari suatu
nama yang dijadikan tanda pengenal surat.
Unit adalah bagian kata dari kata tangkap yang memiliki pengertian sendiri, atau bagian terkecil dari suatu nama. Sedangkan nama, merupakan judul / caption. Jadi setiap judul memiliki bagian yang disebut unit.
Unit adalah bagian kata dari kata tangkap yang memiliki pengertian sendiri, atau bagian terkecil dari suatu nama. Sedangkan nama, merupakan judul / caption. Jadi setiap judul memiliki bagian yang disebut unit.
Kode adalah suatu tanda atau simbol yang diberikan atau yang dibubuhkan
pada lembaran arsip yang dapat dipakai untuk tanda penyimpanan arsip.
Koding adalah suatu kegiatan memberikan
tanda atau simbol pada arsip. Adapun fungsi dari kode atau
simbol adalah menunjukkan isi yang terkandung didalam arsip yang bersangkutan.
Petunjuk silang adalah alat petunjuk dari indeks yang tidak dipakai kepada indeks yang dipakai, atau petunjuk hubungan antara indeks yang dipakai dengan indeks lain yang dipakai.
Ada dua macam petunjuk silang.
Petunjuk silang adalah alat petunjuk dari indeks yang tidak dipakai kepada indeks yang dipakai, atau petunjuk hubungan antara indeks yang dipakai dengan indeks lain yang dipakai.
Ada dua macam petunjuk silang.
a. Petunjuk silang langsung
Adalah petunjuk silang yang
menunjukkan tentang seseorang yang memiliki lebih dari satu nama atau satu
dokumen yang berisi lebih dari satu masalah.
b. Petunjuk silang tak
langsung
Adalah petunjuk silang yang
dipakai untuk menunjukkan hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya
yang saling menjelaskan atau saling membantu.
Prosedur yang harus
dilaksanakan untuk mengarsipkan surat adalah :
- Membaca surat atau dokumen
dengan teliti dan seksama
- Periksa apakah surat sudah
disertai dengan tanda siap untuk disimpan.
- Menetapkan caption atau
judul surat
- Mengindeks tanda pengenal
sesuai peraturan
- Membuat petunjuk silang
- Memberi kode surat
- Menyortir, yaitu
memilah-milah atau mengelompokkan arsip menjadi satu kelompok menurut
kode yang ada pada arsip.
- Menyusun menurut susunan
abjad.
- Menyimpan arsip, yaitu
mendapatkan arsip pada suatu tempat atau alat penyimpanan.
Perlengkapan yang diperlukan
untuk mengarsip sistem abjad adalah
- Filling cabinet; adalah lemari arsip untuk menempatkan
folder dan guide. Yaitu untuk
menyimpan dokumen,
surat-surat kantor. Umumnya mempunyai beberapa laci.
- Folder; adalah tempat
untuk menyimpan dokumen atau menempatkan arsip, berbentuk segi empat, berlipat
dua seperti map tetapi tanpa daun penutup.
- Guide (petunjuk); merupakan
petunjuk dan pemisah antar folder-folder. Bentuk dari guide adalah segi empat
dan berukuran sama dengan folder. Terbuat dari karton tebal.
B.
Sistem Perihal (Pokok Isi Surat)
Sistem
perihal adalah cara penyimpanan dan penemuan kembali surat berpedoman pada
perihal surat atau pokok isi surat.
Yang
perlu dipersiapkan untuk sistem perihal adalah.
1. Daftar Indeks; adalah daftar yang memuat
seluruh kegiatan / masalah / hal-hal yang dilakukan diseluruh kantor dimana
sistem ini diterapkan.
Masalah-masalah
tersebut kemudian diuraikan lagi. Masalah-masalah pokok tersebut dalam
pembagian utama, sedangkan uraian masalahnya disebut dalam pembagian pembantu,
apabila uraian masalah masih dibagi lagi menjadi masalah yang lebih kecil,
disebut sub pembagian pembantu.
2.
Perlengkapan menyimpan surat
- Filling Cabinet
-
Guide
-
Folder
-
Kartu kendali
3. Pemberian kode surat
4. Penyimpanan surat, dengan cara
- Membaca surat
untuk mengetahui isi surat
- Memberi kode
surat
- Mencatat surat
dalam kartu kendali
5. Menyimpan kartu kendali.
C. Sistem Nomor
Di dalam sistem nomor ada 4 macam
1. Sistem nomor menurut Dewey
(Sistem Desimal / Klasifikasi)
Sistem ini menetapkan kode
surat berdasarkan nomor yang ditetapkan untuk surat yang bersangkutan.
Yang diperlukan dalam sistem ini adalah
Yang diperlukan dalam sistem ini adalah
a. Perlengkapan yang
diperlukan adalah
- Filling cabinet
- Guide
- Folder
b. Daftar klasifikasi nomor
c. Kartu kendali
Dalam klasifikasi, nomor
adalah daftar yang memuat semua kegiatan / masalah yang terdapat dalam kantor.
Setiap masalah diberi nomor tertentu.
Dalam daftar ini terdapat
tiga pembagian yaitu
- Pembagian utama, memuat
kegiatan / masalah pokok dari kantor
- Pembagian pembantu, memuat
uraian masalah yang terdapat pada pembagian utama
- Pembagian kecil memuat
uraian masalah yang terdapat pada pembagian pembantu.
Guna daftar klasifikasi
adalah
- Sebagai pedoman pemberian
kode surat
- Sebagai pedoman untuk
mempersiapkan dan menyusun tempat penyimpanan surat
Uraian guide, folder, dan surat dalam filling cabinet
Uraian guide, folder, dan surat dalam filling cabinet
- Dalam setiap laci filling
cabinet diperlukan 10 guide
- Dibelakang setiap guide
ditempatkan 10 folder
- Surat yang terbaru dalam
setiap folder ditempatkan paling depan
Cara penyimpanan surat
- Surat dibaca lebih dahulu
untuk mengetahui permasalahannya
- Memberi kode surat
- Mencatat surat kedalam
kartu kendali
- Mencatat surat pada kartu
indeks
- Menyimpan surat
- Penyusunan surat dalam
folder setiap surat yang baru selalu ditempatkan di urutan paling depan
- Menyimpan kartu kendali
- Menyimpan kartu kendali
2. Sistem nomor menurut
Terminal Digit
Didalam sistem ini kode
penyimpanan dan kode penemuan kembali surat memakai sistem penyimpanan menurut
teminal digit, yaitu sistem penyimpanan berdasarkan pada nomor urut dalam buku
arsip.
Dalam sistem ini yang perlu
dipersiapkan adalah
- Perlengkapan untuk tempat
penyimpanan surat yang terdiri atas; filling cabinet 10 laci, guide (setiap
laci 10 guide), dan folder (setiap guide 10 folder)
- Kartu kendali; yang
digunakan dalam sistem ini sama dengan kartu kendali yang digunakan dalam
sistem lain. Yang berbeda disini adalah mengindeks nomor kode untuk keperluan
penyimpanan dan penemuan kembali surat.
- Cara mengindeks nomor kode
sebagai berikut
a. Dua angka dari belakang
sebagai unit 1, yaitu menunjukkan nomor laci dan nomor guide
b. Satu angka setelah unit 1 sebagai unit 2 yaitu menunjukkan nomor folder
c. Sisa seluruh angka sesudah unit 2 sebagai unit 3 yaitu menunjukkan surat yang kesekian dalam folder
b. Satu angka setelah unit 1 sebagai unit 2 yaitu menunjukkan nomor folder
c. Sisa seluruh angka sesudah unit 2 sebagai unit 3 yaitu menunjukkan surat yang kesekian dalam folder
- Cara penyimpanan surat;
surat dengan nomor kode 55317, berarti surat tersebut disimpan dalam laci
10-19, dibelakang guide 17, didalam folder nomor 3, surat yang ke 55.
3. Sistem Nomor Middle Digit
Sistem ini merupakan
kombinasi dari Sistem Nomor Decimal Dewey dan Sistem Nomor Terminal Digit. Yang
dijadikan kode laci dan guide adalah dua angka yang berada di tengah, sedangkan
dua angka yang berada di depannya menunjukkan kode map, kemudian dua angka yang
berada dibelakangnya menunjukkan urutan surat yang kesekian didalam map.
Dalam sistem ini kode angka harus berjumlah enam, sehingga terdapat dua angka ditengah, dua angka di depan dan dua angka dibelakang. Seandainya angka kode kurang dari enam maka harus ditambahkan angka nol di depannya sampai berjumlah enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan Sistem Nomor Terminal Digit.
Dalam sistem ini kode angka harus berjumlah enam, sehingga terdapat dua angka ditengah, dua angka di depan dan dua angka dibelakang. Seandainya angka kode kurang dari enam maka harus ditambahkan angka nol di depannya sampai berjumlah enam angkla. Cara penyimpanannya sama dengan Sistem Nomor Terminal Digit.
4. Sistem nomor Soundex
(phonetic system)
Sistem Soundex adalah sistem
penyimpanan warkat berdasarkan pengelompokan nama dan tulisannya atau bunyi
pengucapannya hampir bersamaan. Dalam sistem ini nama-nama diganti dengan kode
(notasi) yang terdiri dari 1 huruf dan 3 angka.
Susunan penyimpanannya adalah
menurut abjad yang diikuti urutan nomor.
D. Sistem Geografis / Wilayah
Sistem geografis atau wilayah adalah suatu
sistem penyimpanan arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah yang menjadi
alamat suatu surat.
Surat disimpan dan
diketemukan kembali menurut kelompok atau tempat penyimpanan berdasarkan
geografi / wilayah / kota dari surat berasal dan tujuan surat dikirim.
Dalam hubungan ini surat masuk dan surat keluar disimpan dan ditempatkan dalam folder yang sama, tidak dipisah-pisahkan. Dalam penyimpanannya menurut sistem ini harus dibantu dengan sistem abjad atau sistem tanggal.
Dalam hubungan ini surat masuk dan surat keluar disimpan dan ditempatkan dalam folder yang sama, tidak dipisah-pisahkan. Dalam penyimpanannya menurut sistem ini harus dibantu dengan sistem abjad atau sistem tanggal.
Yang perlu dipersiapkan dalam
menerapkan sistem ini
- Perlengkapan yang diperlukan dalam
menerapkan sistem ini adalah; filling cabinet, guide, folder, dan kartu kendali.
- Penyimpanan surat melalui
prosedur
a. Melihat tanda pembebas dalam surat,
yaitu tanda yang menyatakan bahwa surat tersebut telah selesai diproses dan
boleh disimpan.
b. Membaca surat
c. Memberi kode surat
d. Mencatat surat pada kartu
kendali
e. Menggolongkan surat
menurut wilayahnya masing-masing
f. Menyimpan surat
g. Menyimpan kartu kendali
- Penemuan kembali; cara menemukan kembali
adalah sama seperti sistem-sistem lainnya.
E. Sistem Tanggal
(Chronologis)
Sistem tanggal adalah sistem
penyimpanan surat yang didasarkan kepada tanggal surat diterima (untuk surat
masuk) dan tanggal surat dikirim (untuk surat keluar).
Yang diperlukan untuk sistem
ini adalah
- Perlengkapan yang diperlukan; filling cabinet,
didepan laci dicantumkan judul “tahun”, guide sebanyak 12 buah, masing-masing untuk satu bulan,
folder, dan kartu kendali.
- Pembagian sistem tanggal
a. Pembagian utama
menggambarkan tahun (judul laci)
b. Pembagian pembantu
menggambarkan bulan (judul guide)
c. Pembagian kecil
menggambarkan tanggal (judul folder)
- Susunan guide dan folder dalam filling cabinet
a. Laci menggambarkan tahun
b. Guide menggambarkan bulan
c. Folder menggambarkan
tanggal
- Penyimpanan surat, langkah-langkah dalam penyimpanan
surat
a. Menetapkan kode surat
sebelum disimpan
b. Mencatat surat pada kartu
kendali
c. Menyimpan surat.
Langkah-Langkah Pengelolaan Surat Masuk
Korespondensi dalam
kegiatan perkantoran diartikan sebagai teknik membuat surat dan berkomunikasi
dengan surat. Sedangkan pengertian surat adalah alat komunikasi tertulis yang
berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain dengan tujuan
menyampaikan informasi. Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain itu
berisi informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan instansi yang
bersangkutan, surat semacam itu disebut surat dinas atau surat resmi (Sutrisno
dan Renaldi, 2006).
Surat dinas ialah surat yang
dipergunakan untuk kepentingan pekerjaan, tugas dari kantor, atau kegiatan
dinas. Surat ini berasal dari instansi atau lembaga baik swasta maupun negeri.
Contoh: surat tugas, surat perintah, memorandum, dan surat keputusan. Surat
dinas yang berifat perseorangan ialah surat lamaran pekerjaan, surat permohonan
izin, dan surat permohonan cuti.
Dalam perkembangannya,
tampak bahwa penerbit surat dinas tidak hanya instansi pemerintah. Sabariyanto
(1998) mengemukakan bahwa dalam urusan kedinasan biasa ditemukan surat izin
untuk tidak masuk kerja. Surat semacam itu tidak semata-mata mengutarakan
masalah pribadi, tetapi lebih cenderung berisi masalah kedinasan sebab pembuat
surat adalah seorang PNS, masalah yang dikemukakan dalam surat itu berkaitan
dengan pekerjaannya, dan pengajuan izin semacam itu didasari undang undang.
Oleh karena itu, surat izin semacam itu pantas disebut sebagai surat dinas.
Pengurusan surat
sering juga disebut dengan istilah Mail Handling, yang merupakan
kegiatan mengirimkan informasi tertulis dari satu tempat ke tempat lain. Dengan
kata lain, kegiatan pengurusan surat bukan hanya menerima surat masuk dan
mengirimkan surat keluar saja. Tetapi, kegiatan pengurusan surat juga meliputi
mengarahkan dan menyalurkan surat ke unit-unit kerja dalam lingkungan suatu
organisasi atau lembaga.
Surat-surat masuk
adalah semua surat dinas yang diterima oleh suatu instansi pemerintah. Untuk
memudahkan pengawasan dan pengendalian, penerimaan, pengelolaan surat masuk
dipusatkan di bagian tata usaha atau sekretariat pimpinan. Oleh karena itu,
jika seorang PNS, dari bagian mana pun, menerima surat masuk dari instansi luar
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyerahkan surat masuk itu
pada bagian tata usaha atau sekretariat.
Setelah surat-surat
itu diterima oleh Bagian Penerimaan Surat, selanjutnya surat itu diadakan
pengolahan sebagai berikut :
1. Penyortiran surat
Langkah yang
pertama-tama dilakukan oleh Bagian Penerimaan Surat adalah memilah-milahkan
surat. Surat dapat dipilah berdasarkan :
a. Unit Organisasi
Surat-surat
dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan dan kepada unit
organisasi di mana surat itu ditujukan.
b. Macamnya
Surat-surat di
dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel, giro, surat pribadi, surat
dinas, surat tercatat, dan sebagainya.
c. Klasifikasinya
Pemilahan
selanjutnya, terutama surat-surat dinas dikelompokkan menurut surat kila/sangat
segera (harus diterima dalam waktu 1 x 24 jam), surat segera (diterima maksimal
2 x 24 jam), dan biasa (maksimal 5 hari harus diterima).
d. Kualifikasinya
Selanjutnya surat
dikelompokkan menurut surat sangat rahasia (kode SR = membahayakan keselamatan
negara), surat rahasia (kode R = menimbulkan kerugian negara), surat terbatas/
konfidensial (kode K = hanya diketahui pejabat tertentu), surat biasa (kode B
).
e. Urgensinya
Surat-surat
dikelompokkan teleks, faksimile, telegram, radiogram, surat kawat.
Pengelompokan semacam
ini maksudnya untuk membantu memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu
selain dapat diketahui ke mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat
diketahui surat-surat yang penyampaiannya harus didahulukan.
2. Pembukaan sampul
Setelah surat-surat
itu dipilah-pilahkan seperti di atas, selanjutnya dilakukan pembukaan sampul.
Semua surat-surat yang bersampul dibuka dengan teliti kecuali surat-surat
rahasia dan surat-surat pribadi.
Langkah pembukaan surat yang paling baik hendaknya
dilakukan seperti berikut :
a. Surat yang
bersampul tertutup memanjang, sebaiknya dibuka dengan menggunakan pisau.
Caranya yaitu letakkan surat itu di atas meja, bagian penutup amplop ada di
sebelah atas. Tindih surat dengan tangan kiri dan masukkan pisau ke dalam
bagian penutup sampul, kemudian dorong pisau sampai memotong tutup sampul
surat. Yakinkan agar surat di dalam jangan sampai terpotong.
b. Sampul yang
tertutup melebar, sebaiknya dibuka dengan menggunakan gunting. Geserkan surat
yang ada dalam sampul ke arah bagian yang tidak akan digunting. Caranya yaitu
dirikanlah amplop surat, kemudian dihentak-hentakkan perlahan-lahan ke meja.
Peganglah surat dengan tangan kiri, selanjutnya dengan menggunakan tangan kanan,
potonglah bagian ujung sampul surat dengan gunting.
Saat ini telah
tersedia alat pembuka amplop yang digerakkan secara elektronik yakni pegawai
hanya memasukkan ujung amplop yang akan dibuka, letakkan secara perlahan dan
pastikan tidak sampai merusak surat yang ada di dalamnya. Alat tersebut akan
membuka amplop surat tersebut dengan mudah dan cepat.
3. Mengeluarkan surat
dari sampul
Langkah berikutnya
yaitu mengeluarkan surat-surat dari masing-masing sampulnya yang telah dibuka.
Mengeluarkan surat dari dalam sampulnya harus dilakukan dengan hati-hati jangan
sampai surat itu terkoyak atau robek karena ada kemungkinan surat itu masih
menyangkut kesampulnya. Cara yang baik, lakukanlah seperti berikut :
a. Untuk surat yang
sampulnya terbuka memanjang, renggangkanlah bagian yang terbuka dengan ibu jari
kedua tangan, dan ambillah surat dari dalam sampulnya dengan jari-jari tangan
kanan. Pastikan bahwa semua surat yang ada dalam sampul telah dikeluarkan.
b. Untuk surat yang
sampulnya melebar, tekanlah kedua sisi sampul dengan jari-jari tangan kiri
hingga bekas mengguntingnya terbuka. Balikkan amplop surat hingga bagian bekas
mengguntingnya ada di bagian bawah, kemudian ambil ah surat dari dalam sampul.
Pastikan bahwa semua isi sampul telah dikeluarkan dengan baik, jangan sampai
ada yang tertinggal.
4. Pembacaan surat
Surat-surat yang
telah dikeluarkan dari sampulnya, kemudian dibaca dan diteliti apakah
surat-surat tersebut ada alamat dalamnya atau tidak, apakah surat-surat itu
ditujukan kepada pimpinan atau langsung kepada pejabat/unit yang menangani
masalahnya, apakah surat-surat itu ada lampirannya atau tidak, apakah surat itu
terdiri dari satu lembar atau lebih dan penelitian lain-lain yang ada kaitannya
dengan surat tersebut.
Apabila surat itu ada
alamat dalamnya, maka sampul surat dapat dipisahkan dan bila tidak ada alamat
dalamnya, maka sampul surat harus dilekatkan kepada surat tersebut dengan
menggunakan stapler. Selanjutnya diteliti apakah surat itu untuk
pimpinan atau pejabat/unit yang menangani masalahnya. Di samping itu diteliti
apakah surat itu ada lampirannya atau tidak. Bila ada, agar dicocokkan dengan
keterangannya dan bila lampirannya ini ternyata tidak sesuai, agar dicatat
bahwa lampirannya tidak sama. Demikian juga bila surat terdiri lebih dari satu
lembar, agar diusahakan jangan sampai terpisah antara lembar yang satu dengan
lembar lainnya.
5. Pencatatan surat
Surat yang sudah
diolah seperti tersebut di atas, selanjutnya dicatat dalam buku agenda menurut
klasifikasi dan kualifikasi masing-masing surat. Di bawah ini contoh kolom
dalam buku agenda surat masuk.
Tanggal Penerimaan Surat Masuk
|
Nomor Urut Agenda
|
Tanggal dan Nomor Kode Surat
Masuk
|
Alamat Pengirim
|
Hal
|
Lampiran
|
Isi Disposisi
|
Ket.
|
Pencatatan surat
sangat diperlukan untuk mempermudah pengendalian surat-surat tersebut.
Pencatatan surat masuk pada buku agenda dimulai dari nomor 1 pada bulan Januari
dan berakhir nomor terakhir dalam satu tahun, yaitu nomor terakhir pada tanggal
31 Desember. Pencatatan surat masuk selalu dilakukan pada setiap terjadi
pemindahan dan penyimpanan.
6. Pembagian Surat
Setelah surat-surat
dicatat dalam buku agenda atau Kartu Kendali seperti tersebut di atas, kemudian
surat-surat itu dikirim kepada pihak yang dituju oleh surat-surat tersebut.
Surat untuk pimpinan disampaikan kepada sekretaris pimpinan dan surat-surat
untuk pejabat-pejabat/unit yang dimaksudkan oleh surat, disampaikan kepada
petugas atau sekretaris pejabat yang bersangkutan. Untuk pengiriman, dilakukan
lagi pencatatan dengan menggunakan buku pengiriman/buku ekspedisi.
Petugas/sekretaris pimpinan yang menerima surat harus membubuhkan tanda terima
pada buku ekspedisi.
Langkah-Langkah Pengelolaan Surat Keluar
Seperti halnya surat masukmaka pengelolaan surat
keluar dilakukan oleh bagian tata usaha atau sekretariat. Artinya, bagian tata
usaha lah yang berhak mengolah, memeriksa, menyerahkan pada pimpinan untuk
ditandatangani, sekaligus mengirimkannya kepada instansi lain. Pengelolaan
surat-surat keluar dilakukan dengan prosedur seperti berikut :
1.
Pengolahan Surat oleh Pejabat Teknis
Pada
dasarnya surat keluar berasal dari dua sumber yaitu disposisi pimpinan
misalnya karena ada kebijakan pimpinan, sebagai reaksi atas suatu aksi atau
adanya konsep baru atas inisiatif dari pejabat yang menangani dan surat dari
pejabat teknis yang bersangkutan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok.
Surat-surat yang telah didisposisi oleh pimpinan,
dikembalikan kepada sekretaris pimpinan untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat
teknis yang menangani permasalahan yang tersebut dalam surat. Penyampaian
surat-surat kepada pejabat teknis oleh sekretaris pimpinan, harus menggunakan
Buku Pengiriman Surat/Buku Ekspedisi atau lembar pengantar. Apabila menggunakan
lembar pengantar, satu lembar disposisi (tembusannya) harus disimpan oleh
sekretaris pimpinan sebagai sichler file. Petugas di unit pejabat teknis
harus memberikan tanda tangan (paraf) pada Lembar Pengantar yang menunjukkan
bahwa surat dan disposisi dari sekretaris pimpinan telah diterima.
Setiap pejabat yang terlibat dalam penyusunan surat
harus membubuhkan paraf pada verbal sebagai bukti surat dinas telah diteliti
dan dikoordinasikan. Paraf dibubuhkan di verbal konsep surat dengan urutan
mulai dari pengetik, pembaca surat (konseptor), pemeriksa (atasan konseptor).
Selanjutnya oleh sekretaris pimpinan diserahkan
kepada unit/petugas yang diberi tugas untuk memberikan nomor surat dan cap
instansi (stempel). Setelah surat itu diberi nomor dan cap, maka selesailah
proses pembuatan surat oleh pejabat teknis dan sekarang surat siap untuk
diteruskan kepada bagian pengiriman untuk dikirim kepada alamat yang dituju.
2. Pengiriman Surat
Dalam suatu instansi besar pengiriman surat juga
biasanya disentralisir yaitu dilakukan oleh staf bagian pengiriman surat pada
bagian Tata Usaha. Setelah surat ditandatangani oleh pimpinan, surat dicatat
dalam sebuah buku agenda surat keluar. Di bawah ini contoh kolom dalam buku
agenda surat keluar.
Nomor
|
Tanggal
|
Dikirim Kepada
|
Hal
|
Lampiran
|
Keterangan
|
Sebelum surat itu dikirim, petugas pengirim surat
hendaknya melakukan pengecekan kembali dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Surat-surat itu dicek apakah sudah
ditandatangani, diberi nomor,tanggal, cap instansi, dan dicek juga apakah lampirannya
sudah lengkap.
b. Surat-surat yang sudah lengkap, dimasukkan ke
dalam sampul surat.
c. Pada sampul surat dicantumkan alamat kepada
siapa surat itu ditujukan, nomor surat, cap instansi, dan klasifikasi surat.
Bila dianggap perlu, pada sampul surat dibubuhi tanda-tanda lain misalnya
segera, sangat segera, surat dinas, bebas bea, dan sebagainya.
d. Untuk sampul surat yang tingkat keamanannya SR
atau R dimasukkan ke dalam sampul, dibubuhi alamat lengkap, nomor surat dinas
dan cap dinas.
e. Setelah surat itu lengkap, maka sekarang siap
untuk dilakukan pengiriman ke alamat yang dituju. Pengiriman surat dapat
dilakukan melalui pengantar surat (caraka) atau melalui pos.
f. Saat mengirimkan surat kepada suatu instansi,
seorang caraka hendaknya meminta tanda terima dari PNS penerima surat sebagai
tanda bukti bahwa surat tersebut telah dikirimkan ke tempat tujuan.
Dengan kemajuan teknologi di bidang komunikasi,
surat juga dapat dikirim melalui faksimile, teleks, radiogram, surat kawat, dan
sejenisnya. Surat-surat yang dikirim dengan cara demikian, tidak memerlukan
sampul surat. Surat-surat yang bersifat rahasia, sebaiknya tidak dikirim
melalui cara ini.
Prosedur Penanganan Surat Keluar
Prosedur
Penanganan Surat Keluar Dalam menangani surat keluar akan terdiri dari
aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1. Pembuatan
konsep
Kegiatan yang
pertama dalam menangani surat keluar adalah pembuatan konsep.Ada beberapa hal
yang dapat membantu membuat konsep surat dengan baik, yaitu
a. Penetapan tujuan. Maksudnya adalah sebelum pembuatan konsep-konsep surat dimulai, harus diketahui terlebih dahulu tujuan pembuatan surat tersebut. Seperti untuk membalas surat pesanan. Dengan mengetahui tujuan ini akan dapat diketahui isi dan macam surat yang akan dibuat.
b. Menyediakan informasi pelengkap yang diperlukan. Dengan mengetahui isi dan macam surat yang akan dibuat, dapat dipersiapkan informasi pendukung yang diperlukan untuk surat yang akan dibuat dapat dipersiapkan terlebih dahulu.Hal ini sudah barang tentu akan mempermudah dalam proses penyusunan konsep surat.
a. Penetapan tujuan. Maksudnya adalah sebelum pembuatan konsep-konsep surat dimulai, harus diketahui terlebih dahulu tujuan pembuatan surat tersebut. Seperti untuk membalas surat pesanan. Dengan mengetahui tujuan ini akan dapat diketahui isi dan macam surat yang akan dibuat.
b. Menyediakan informasi pelengkap yang diperlukan. Dengan mengetahui isi dan macam surat yang akan dibuat, dapat dipersiapkan informasi pendukung yang diperlukan untuk surat yang akan dibuat dapat dipersiapkan terlebih dahulu.Hal ini sudah barang tentu akan mempermudah dalam proses penyusunan konsep surat.
c. Mengetahui
calon penerima surat.Calon penerima surat perlu di ketahui juga. Hal ini akan
sangat membantu dalam memilih kata-kata dan bahasa yang cocok untuk digunakan
dalam surat yang akan dibuat.
Kemudian dalam
pembuatan konsep surat harus diusahakan agar konsep tersebut sudah dapat
mencerminkan surat yang sesungguhnya. Maksudnya harus sudah dapat mencerminkan
surat yang baik seperti, yang telah diterangkan sebelumnya.
2. Persetujuan
konsep
Setelah konsep
selesai dibuat harus terlebih dahulu disetujui oleh pihak yang bertanggungjawab
terhadap surat tersebut. Dalam hal ini biasanya adalah orang yang akan
menandatangani surat.
Untuk surat yang isinya menyangkut lebih dari satu pihak/departeman dalam suatu organisasi biasanya konsep tersebut akan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pihak-pihak/departemen-departemen tadi.
Untuk surat yang isinya menyangkut lebih dari satu pihak/departeman dalam suatu organisasi biasanya konsep tersebut akan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pihak-pihak/departemen-departemen tadi.
Sebagai tanda
persetujuan terhadap konsep tadi, maka pejabat yang berkepentingan terhadap
surat itu akan membubuhkan parafnya pada konsep surat.
3. Pemberian
nomor surat
Setelah konsep
disetujui, konsep tersebut akan dilengkapi atau diberi nomor surat. Salah satu
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan/pemberian nomor surat hendaknya yang
jelas, sederhana dan mudah dimengerti serta tetap bentuknya. Nomor surat
biasanya merupakan gabungan dari nomor-nomor dank ode-kode tertentu, misalnya
231/K/Ps/IX/08, yang artinya:
- 231 = nomor
urut surat
- K = surat
keluar
- Ps = kode
untuk surat pesanan
- IX = bulan
pembuatan surat
- 08 = tahun
pembuatan surat
4. Pengetikan
konsep
Setelah konsep
surat diberi nomor surat, kemudian diketik. Dalam proses pengetikan ini,
biasanya akan dilakukan hal-hal sebagai berikut;
• diteliti
apakah semua persyaratannya telah lengkap
• dilihat berapa
jumlah tembusan yang diperlukan
• memprioritaskan
pengetikan surat yang lebih penting dahulu, dilihat dari segi waktu
pengirimannya dan isinya
Setelah kegiatan
hal tersebut di atas diteliti, berulang mulai proses pengetikan. Dalam proses
pengetikan surat ini perlu diperhatikan bahwa bentuknya harus seragam, sesuai
dengan aturan yang ada pada organisasi yang bersangkutan. Selain itu sudah
barang tentu harus rapi dan tidak boleh ada kesalahan pengetikan.
Kemudian perlu
diperhatikan juga, apabila surat tersebut akan dibuat dalam jumlah yang banyak,
maka perlu dipikirkan cara memperbanyak.
5. Penanda
tanganan surat
Setelah konsep
surat diketik dan dilengkapi dengan semua kelengkapan surat tersebut siap untuk
ditandatangani. Yang dimaksud kelengkapan disini adalah antara lain: amplop,
lampiran-lampiran, dan sebagainya.
Yang berhak
menandatangani adalah orang yang akan bertanggungjawab terhadap
isi surat tersebut. Jadi diserahkan kembali kepada orang yang telah memberikan parafnya pada konsep surat tersebut.
isi surat tersebut. Jadi diserahkan kembali kepada orang yang telah memberikan parafnya pada konsep surat tersebut.
6. Pemberian cap
stempel organisasi
Setelah surat
ditanda-tangani langkah berikutnya adalah diberi cap stempel organisasi, yaitu
disebelah kiri atas tanda-tangan dan mengenai sebagian tanda-tangan orang yang
bertanggung jawab langsung terhadap surat yang bersangkutan.
7. Pencatatan
surat keluar
Langkah
berikutnya adalah pencatatan surat pada Buku Agenda Surat Keluar. Yang dicatat
adalah nomor urut, tanggal, tujuan surat, perihal, nomor surat, lampiran, asal
surat, dan keterangan.
Contoh Buku
Agenda Surat Keluar adalah sebagai berikut:
BUKU AGENDA SURAT
KELUAR
No Tanggal
Tujuan Surat Perihal Nomor Surat Lamp Asal Ket
1 10/09/2008 PT
Setia Hati Jl Setia 45 Makasar Penawaran Barang 03/KP/Pn/IX/08 2 Bagian
Marketing
Semua surat
keluar perlu dicatat padaBuku Agenda Surat Keluar, tujuannya adalah:
a. untuk
mengetahui banyaknya surat yang telah dibuat
b. untuk
mengontrol surat yang keluar
c. untuk
mengetahui jumlah surat-surat yang telah keluar
8. Pengiriman
surat
Proses
pengiriman surat secara umum ada dua macam, yaitu;
• dikirim oleh
petugas pengiriman surat
• dikirim
melalui jasa pengiriman surat
Oleh karenanya surat-surat yang akan dikirim perlu dipisah-pisahkan terlebih dahulu, mana yang akan dikirim oleh petugas dan mana yang akan dikirim melalui jasa pengiriman.
Untuk yang dikirim melalui jasa pengiriman perlu dipisah-pisahkan lagi menurut jenis jasa pengirimannya,yaitu didasarkan kepada tingkat kepentingannya dan lama waktu pengirimannya. Seperti misalnya apabila akan menggunakan jasa pos, apakah menggunakan jenis kiriman biasa, kilat, kilat khusus, tercatat dan sebagainya. Jadi harus dapat menentukan jenis jasa pengiriman yang tepat sesuai dengan kebutuhan surat yang akan dikirim.
Adapun jasa-jasa pengiriman surat yang dapat dipergunakan adalah ada 3 kemungkinan, yaitu;
a. Perum Pos dan
Giro
b. Perum
Telekomunikasi
c. Swasta
a. Perum Pos
danGiro
Jasa yang
diberikan oleh PerumPos dan Giro sehubungan dengan pengiriman surat adalah
mengirimkan Surat Pos. Yang dimaksud dengan Surat Pos adalah nama himpunan
umtuk surat, warkat pos, barang cetakan, surat kabar, dan bungkusan kecil.
Tentang jenis
pelayanan yang disediakan antara lain adalah;
1. Biasa, jenis
pengiriman ini memakan waktu antara 3 hari -7 hariatau lebih, tergantung jauh
dekatnya alamat tujuan.
2. Kilat, jenis
pengiriman ini memakan waktu antara 1 hari – I minggu.
3. Kilat khusus,
jenis pengiriman ini memakan waktu 24 jam. Tetapi belum semua kota di Indonesia
terjangkau oleh jenis jasa ini.
4. POSPATAS,
yaitu singkatan dari Pos Cepat Antar Kota Terbatas Jasa jenis ini membutuhkan
waktu maksimal 12 jam. Pelayanannya hanya antara jam 07.00 – 23.00 dan untuk
kota-kota tertentu saja
5. EMS (Express
Mail Service), yaitu merupakan sarana yang terpercaya untuk kecepatan dan
ketepatan kiriman pos ke luar negeri. Jenis pelayanannya ada 2 macam, yaitu:
a. On Schedule
Service (EMS/OS) ,yaitu pelayanan pengiriman EMS dengan alamat dan jadwal
pengiriman tertentu sesuai dengan kontrak yang dibuat antara pengirim dengan
Kantor Pos dan Giro
b. On Demand Service (EMS/OD), yaitu pelayanan pengiriman EMS yang dapat dilakukan setiap saat selama loket masih buka.
b. On Demand Service (EMS/OD), yaitu pelayanan pengiriman EMS yang dapat dilakukan setiap saat selama loket masih buka.
6. Kiriman
Tercatat, yaitu jenis pengiriman yang aman, biasanya digunakan untuk mengirim
dokumen atau surat yang penting dan mempunyai nilai tertentu, seperti surat
perjanjian, ijasah dan sejenisnya. Jika menggunakan jasa ini, pengirim akan
mendapatkan tanda bukti pengiriman. Tanda bukti ini harus disimpan, sebagai
tanda bukti.
Setiap jenis
pengiriman tadi mempunyai tingkatan tarif biaya yang berbeda-beda. Tentang
daftar tarif, biasanya setiap tahun Kantor Pos dan Giro menerbitkan dan
diperjual belikan untuk umum. Hal lain yang mempengaruhi besar kecil biaya
pengiriman adalah berat-ringannya dokumen yang dikirim. Jadi setiap surat yang
akan dikirim melalui Kantor Pos dan Giro harus ditimbang timbang terlebih dahulu,
kemudian dilihat di daftar terif untuk menentukan atau memberikan jumlah
perangko yang harus ditempel Penimbangan dan Pemberian perangko ini dapat
dilakukan sendiri atau oleh Kator Pos dan Giro tempat mengirim.
Dalam
menggunakan jasa pengiriman melalui Pos dan Giro, penulisan alamat sangat
penting untuk diperhatikan. Cara penulisan alamat yang benar menurut petunjuk
yang diberikan oleh Perum Pos dan Giro
adalah sebagai berikut:
a. Susunan alamat agar di tulis pada bagian kanan smapul surat. Selain nama dan tempat tinggal dan alamat, juga nama gang, jalan, nomor rumah, nomor RT dan RW, Kabupaten dan Propinsi ditulis pada susunan alamat tersebut. Yang lebih penting lagi jangan lupa: Cantumkam Nomor Kode Pos pada alamat anda.
Contoh:
Kepada
Yth. Sdri. Alin Nurlina
Kepada
Yth. Sdri. Alin Nurlina
Jl. Rumah Sakit
Gg. Sukarasa 8
RT. O7/RW. 02
Kel. Kahuripan,
Kec. Tawang
Tasikmalaya
46115
Kepada
CV. BUDI PERMADI
CV. BUDI PERMADI
Jl. Gelatik
Dalam 42/151A
Bandung 40133
b. Sedangkan semua kiriman untuk alamat Luar Negeri, Cantumkan nama Negara tujuan dan jika ada cantumkan nomor penyaluran pos atau nama daerah antar.
Contoh:
Miss Cindy Brewer
507 Kanthy
Drive, Tecumseh
Oklahoma 74873
U.S.A
Felicia Wong
Pty.Ltd
6-188. BLK 97,
Whampoa Drive Singapore 12323
2. Perum
Telekomunikasi.
Jenis jasa yang
diberikan olah Perumtel antara lain adalah:
- Telegram
- Telex
- Teletex, yaitu suatu jasa teleks dengan
kemampuan pengiriman yang lebih cepat
- Telefax (Facsimile), yaitu suatu jasa fotokopi
jarak jauh yang dikirimkan melalui media telekomunikasi dengan kemampuan lebih
cepat dan lebih murah.
-
Electronic Mail (E-Mail), pengiriman berita baik tertulis maupun bentuk suara
yang memakai fasilitas gabungan telekomunikasi dan computer sehingga berita
tersebut dapat disimpan dan diakses dari seluruh penjuru dunia bagi mereka yang
berkepentingan.
2. Jasa
Pengiriman Swasta
Yang dimaksud
disini adalah biro-biro jasa pengiriman yang disediakan oleh pihak swasta
seperti ELTEHA dan berbagai biro jasa pengiriman yang lain.
Untuk semua
surat-surat yang akan dikirimkan, baik oleh petugas sendiri maupun melalui jasa
pengiriman, biasanya dibuatkan atau dicatat pada buku Ekspedisi Ekstern. Buku
ini mencatat surat-surat yang dikirim, kemana tujuannya, dan siapa yang
menerima surat-surat tersebut. Penerima surat akan membubuhkan tanda tangan
atau paraf pada buku tersebut sebagai bukti bahwa suratnya telah diterima.
Untuk surat yang dikirim melalui jasa pengiriman, yang tanda tangan atau paraf
adalah petugas di tempat jasa pengiriman.
Adapun bentuk
Buku Ekspedisi Ekstern adalah sebagai berikut:
BUKU EKSPEDISI
EKSTERN
No Tgl
Pengiriman Nomor Surat Tujuan Paraf Penerima
23
12/09/08
23K/M/Pr/IX/09
CV. Wardana
12/09/08
23K/M/Pr/IX/09
CV. Wardana
Jalan Perkutut
56
Bandung 40133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar